UUD di Selatpanjang Kab, Kepulauan meranti

Selatpanjang, sampai hari ini siapapun masih mengharapkan agar negeri pesisir ini menjadi sebuah negeri yang makmur, disiplin dan menjadi pusat persaingan positif baik dibidang bisnis, budaya maupun pendidikan. tapi apakah semua ini akan jadi tolok ukur berkembangnya negeri ini jika tidak di dasari kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah setempat? menurunya tingkat kepercayaan masyarakat akan semakin drastis dikarenakan layanan dan seluk beluk layanan masyarakat masih belum mencapai standar. Sumbernya adalah Sumberdaya yang kurang memadai.
Jika Sumberdaya manusia yang di pekerjakan untuk melayani masyarakat tidak memenuhi standar inilah asal muasal menurunya tingkat persaingan secara positif antar masyarakat dinegeri ini semakin tidak sehat, Sumberdaya Manusia yang di pakai kebanyakan mereka yang memiliki sanak famili, mereka yang memiliki deposit besar sebagai jaminan untuk menjadi PNS.
Putra-Putri daerah ini seolah tidak ada gunanya disaat mereka mendapatkan prestasi rangking no SATU di sekolah yang pada akhirnya mereka juga tidak termanfaatkan dinegeri ini, biarpun mereka memiliki prestasi yang baik tapi jika mereka tidak memiliki sanak famili atau memiliki deposit yang besar, maka seolah percuma saja bercita-cita untuk menjadi pelayan masyarakat.
Belum lagi segelintir non oposisi yang menolak hadirnya investor HTI, ditambah catatan lanjutan adanya dana bantuan sosial dan pendidikan dari investor HTI di gelapkan oleh oknum yang dianggap ketua masyarakat, lalu apakah ini bukan sebuah kendala berlanjutnya kehadiran investor dari luar? jika setiap investor yang masuk digeri ini mendapat halangan-halangan massa ini akan membuat menghindarnya para investor lain.
Apa sebenarnya yang akan di bangun di negeri ini? Masyarakatnya kah? Bangunan Fisik nya kah? atau membangun peti besi untuk menyimpan harta sebesar2nya?
Semua adalah UUD (ujung2nya Duit).





No comments: