Sistem Operasi Linux



Sistem operasi menurut Abbas Ali Pangera, M.Kom dan Doni Ariyus (2005), Sistem operasi merupakan program komputer yang berisi perintah-perintah (command) dan bertugas menjembatani antara manusia dengan kompter, sehingga komputer dapat bekerja sesuai keinginan. Sistem operasi merupakan program yang mengontrol eksekusi program-program aplikasi dan berfungsi sebagai interface antara user dengan hardware. Tujuan dari sistem operasi adalah :
1.      Sistem operasi membuat komputer menjadi lebih mudah dan nyaman untuk digunakan.
2.      Sistem operasi memungkinkan sumber daya sistem komputer untuk digunakan dengan cara yang efisien.
3.      Sistem operasi harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengembangan yang efektif, pengujian dan penerapan fungsi-fungsi sistem yang baru tanpa mengganggu layanan yang telah ada.
Dalam sebuah buku terjemahan yang ditulis oleh Chris brenton dan Cameron hunt (2005), menceritakan bahawa pada tahun 1991, Linus Torvalds, seorang mahasiswa di University at Helsinki di Finlandia, menjadi frustasi dengan pilihan sistem operasi yang akan dijalankanya pada prosessor Intel 386, Linus memutuskan untuk membuat tiruan Unix-nya sendiri berdasarkan sebuah tiruan Unix untuk PC yang sangat terbatas yang bernama Minix. Linus kemudian membuat dua keputusan penting yang kemudian menjadi landasan untuk keseluruhan budaya open development yang telah berkembang bersama dengan sistem operasi Linux itu sendiri yaitu dengan mempublikasikan source code linux di Internet, dan ia meminta bantuan dari para sukarelawan untuk membantunya mengembangkan lebih lanjut sistem operasi tersebut.
Dalam sebuah buku karangan Dr.Ir. Riri Fitri Sari,MM, M.Sc, Yansen Darmaputra, ST (2005), Sistem operasi linux adalah salah satu versi terbaru dari unix yang bersifat monolitik. Akan tetapi Linux mengembangkan arsitektur monilitik Unix dengan menambahkan kemampuan untuk memuat (load) dan mengeluarkan (unload) bagian kernel yang disebut Module sesuai kebutuhan. Hal ini memungkinkan terciptanya kernel berukuran relative kecil dan minimal, tanpa fasilitas built-in yang tidak perlu. Keunggulanya adalah bila diperlukan penambahan dukungan untuk peralatan tertentu, file system atau protocol jaringan, maka kernel tidak perlu dibangun kembali, cukup dengan menambahkan module yang diperlukan.
Menurut Mark Minasi dan York (2003), beberapa alasan mengapa sistem operasi linux menjadi alternative terbaik dalam sistem jaringan komputer:
1.      Linux dapat melakukan banyak hal yang diperlukan oleh network dan lebih baik jika dibandingkan sistem operasi Microsoft.
2.      Meskipin jika Linux dan Produk Microsoft sama baiknya dalam hal fungsionalintas, user bisa memperoleh sebanyak mungkin copy Linux sesuai keinginan secara gratis.
Linux merupakan sebuah sistem operasi yang murah untuk mempelajari banyak keahlian